REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Innalillahi wa inna illaihi rajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah mantan panglima ABRI (Pangab) Jenderal Feisal Tanjung.
Tokoh militer kelahiran Tapanuli Utara, 17 Juni 1939 itu dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam, Jakarta, pukul 06:30 WIB. Alamat duka berada di Jalan Taman Patra XI Nomor 4 Kuningan, Jakarta Selatan.
Dikutip Wikipedia, nama Feisal Tanjung sebelumnya tidak masuk prediksi sebagai calon panglima ABRI mengingat saat itu kandidat terkuat adalah Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar yang memegang jabatan kepala staf Angkatan Darat (KSAD).
Feisal merupakan salah seorang perwira ABRI yang memegang jabatan tertinggi tanpa melalui jenjang kepala staf. Sebelumnya, LB Moerdani juga melaju ke jabatan Pangab tanpa melalui jabatan tersebut. Feisal memiliki seorang istri bernama Masrowida Lubis dan dikaruniai tiga orang anak.
Nama Feisal mulai menjadi pembicaraan hangat setelah memimpin DKP (Dewan Kehormatan Perwira) untuk tragedi Santa Cruz di Timor Leste pada 1991. Penunjukan oleh presiden Soeharto saat itu membuat heran banyak orang karena saat itu KSAD Edi Sudrajat tidak menyodorkan namanya sebagai calon ketua DKP.
Hasil rekomendasi DKP yang paling nyata adalah pencopotan Mayjen Sintong Panjaitan-salah satu perwira yang bersinar saat itu-dari jabatan pangdam Udayana.
Selain itu juga diberhentikannya Brigjen Rudolf Warouw dari panglima komando Pelaksana Operasi Timor Timur serta Kapten Choki Aritonang dan beberapa bawahannya sebagai perwira pelaksana di lapangan.
Semuanya dicopot sebagai reaksi pemerintah memenuhi tuntutan internasional akan penanggungjawab terjadinya kerusuhan di Santa Cruz, Timor Timur yang mencoreng citra RI masa itu.
Saat menjabat Pangab, terjadi friksi antara kubu Feisal dan R Hartono (KSAD), juga adanya rumor penggolongan ABRI hijau dan ABRI Merah putih.