REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Masyarakat Kabupaten Sleman dimbau untuk waspada terhadap penyebaran Cikungunya. Penyakit tersebut telah merambat di satu kawasan wilayah Godean di Kabupaten Sleman.
Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman Cahya Purnama mengatakan, jumlah warga yang diduga menderita Cikungunya berkisar 69 orang.
Mereka berasal dari Kecamatan Godean. Terlebih di musim hujan, serangan nyamuk tersebut dikhawatirkan meningkat.
"Warga harus menjaga kebersihan lingkungannya, sama seperti antisipasi DBD," kata Purnama pada Republika belum lama ini.
Beberapa area padat penduduk yang harus mendapatkan perhatian yakni, Kecamatan Godean, Gamping, Depok dan Mlati. Dia menyebutkan, wadah-wadah genangan air yang berpotensi menjadi lokasi bertelur nyamuk harus ditutup.
Menurutnya, banyak warga yang justru kurang memperhatikan genangan air di tatakan dispenser dan air pendingin belakang kulkas. Oleh karena itu, kondisi dalam rumah juga harus dipantau kembali.
"Kadang hal kecil seperti itu yang dilupakan," ujarnya.
Adapun beberapa kriteria penderita Cikungunya antara lain, suhu tubuh meningkat, muncul bintik merah yang disertai linu pada tiap persendian tulang. Meskipun tidak mematikan seperti DBD, namun penderita Cikungunya tetap memerlukan perawatan intensif.
"Penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya, namun tetap memerlukan penanganan dokter untuk menurunkan panas dan mengurangi pegal persendian," katanya.