REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman mengeklaim rusaknya jalan lingkungan di kawasan Lereng Gunung Merapi, bukan semata-mata kesalahan truk pengangkut pasir.
Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, pihaknya sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk perbaikan jalan di sana. Namun, bila warga kurang paham mengondisikannya, maka akan percuma. "Kalau baru diperbaiki, jangan langsung dilalui kendaraan, terlebih truk pengangkut pasir kan membawa beban berat," kata Sri, beberapa waktu ini di, Sleman.
Dia menambahkan, peran serta masyarakat dalam menjaga arus lalu lintas di wilayah tersebut sangat diperlukan. Mengingat akses jalan penambangan sangat minim, sehingga, sulit baginya untuk membangun jalur khusus.
Meskipun, wacana tersebut sering kali dibahas oleh Pemkab Sleman, khususnya Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Sumber Daya Air Energi dan Mineral (SDAEM). Namun pembangunannya tak kunjung terlihat. "Itu memang membutuhkan kajian teknis," kata Sri.
Kepala Desa Kepuraharjo, Heri Suprapto menyatakan, sejauh ini belum pernah terlihat adanya upaya Pemkab melakukan kajian pembukaan jalur khusus. Mengenai kebijakan jalur evakuasi, pihaknya tidak ingin bergantung sepenuhnya pada anggaran dana Pemkab. "Kami menyisihkan sebagian hasil penambangan pasir untuk perbaikan jalan," ujarnya.