REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Raja Yordania akan bertemu untuk membahas proyek pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di negara Arab tersebut.
Kremlin memberi pernyataan Senin (18/2) waktu setempat, dua pemimpin negara akan menghadiri pembicaraan bilateral mengenai perdagangan, termasuk kerjasama nuklir.
"Pembicaraan akan fokus pada perluasan kerja sama perdagangan dan implementasi proyek bersama skala luas," begitu bunyi pernyataan dari Kremlin seperti dilansir PressTV, Selasa (19/2).
Pemimpin negara tersebut akan menjajaki partisipasi Rusia dalam konstruksi pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di Kerajaan Yordania. Mereka juga bekerja sama dalam hal pembangunan infrastruktur dan pertambangan.
Pada 2008, Yordania pertama kali mengumumkan akan membangun fasilitas nuklir sendiri. Mereka akan mengeksplorasi uranium dalam negeri.
Perusahaan nuklir Rusia, Rosatom merupakan kontraktor potensial untuk proyek atom Yordania tersebut. Yordania saat ini bergantung pada bahan bakar fosil, namun masih mengimpor 97 persen listrik dari negara tetangga.