Selasa 19 Feb 2013 17:26 WIB

Subsidi Nambah, PLN Revisi Target Penjualan

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Nidia Zuraya
Seorang petugas PLN melakukan perbaikan instalasi jaringan listrik.
Foto: Antara
Seorang petugas PLN melakukan perbaikan instalasi jaringan listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) tetap meminta revisi target penjualan listrik. Peningkatan konsumsi listrik masyarakat membuat BUMN ini tetap akan mengajukan perubahan target penjualan listrik dalam APBN 2013 dari 9,3 persen menjadi 10 persen.

"Dari segi pertumbuhan, PLN pasti akan direvisi," tegas Direktur Utama PLN Nur Pamudji, Selasa (19/2). Dengan melihat tren pertumbuhan penjualan listrik yang melampaui target dari tujuh persen menjadi 10,17 persen di 2012, PLN memperkirakan bakal ada kenaikan penjualan hingga 191 terawatt hour (TWh) dari sebelumnya 174 TWh.

Di Januari ini saja misalnya, PLN mencatat pertumbuhan penjualan listrik amat signifikan, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Secara nasional, penjualan listrik tumbuh 9,55 persen.

Peningkatan terbesar terjadi di Indonesia Timur hingga 13,9 persen. Sedangkan terbesar kedua berada di Indonesia Barat dengan persentase mencapai 12.9 persen di mana komposisi Jawa Bali tercatat sebesar 8,4 persen.

"Ini akan terus terjadi di Februari Maret. Kemungkinan akan tetap sama di atas sembilan persen," jelasnya. Ekonomi yang terus tumbuh, menurutnya akan mendukung peningkatan penjualan ini hingga beberapa bulan nanti.

Meski demikian, Nur enggan menuturkan berapa tambahan subsidi yang perlu dikeluarkan pemerintah. Pastinya,  bila harus menghitung subsidi, ia mengatakan pemerintah tak hanya melihat pertumbuhan penjualan yang dipatok PLN tapi juga variabel lain seperti harga minyak dan kurs.

"Kalau saya kan dari sale saja," jelasnya lagi. Ia menuturkan perhitungan lainnya akan dilakukan pemerintah.

Sebelumnya di APBN 2012, subsidi listrik yang ditargetkan negara sebesar Rp 65 triliun. Namun karena peningkatan penjualan ini, subsidi meningkat Rp 100,2 triliun. Di 2013 ini, di APBN subsidi listrik dipatok Rp 78 triliun.

Sementara itu, Dirjen Kelistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman mengaku pemerintah masih menimbang keinginan PLN. Ia mengatakan pihaknya masih harus melihat pertumbuhan penjualan listrik selama semester pertama 2013 ini.

Lagipula, hasil audit realisasi konsumsi selama semester kedua tahun lalu belum kelar. Hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingka dengan realisasi semester pertama tahun yang sama.

Jika pertumbuhan penggunaan listrik cukup tinggi, maka pemerintah baru bisa menentukan berapa besaran subsidi setrum tahun ini. “Jadi harus dihitung dulu sebelum tahu subsidi naik berapa,” katanya.

Untuk mencukupi kebutuhan listrik pelanggan, PLN menargetkan mengoperasikan 19 pembangkit dengan total kapasitas 3.620,5 mega watt (MW). Antara lain PLTU Balai Karimun 2, PLTU Tarahan Baru, PLTU Pacitan, dan PLTU Balikpapan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement