Selasa 19 Feb 2013 18:23 WIB

'Peluang Perempuan Menjadi Pemimpin Sangat Besar'

 Baitul Muslimin Indonesia menggelar diskusi kepemimpin perempuan.
Foto: istimewa
Baitul Muslimin Indonesia menggelar diskusi kepemimpin perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Kaum perempuan adalah guru pertama bagi anak-anak di rumah. Ketua Badan Kerja Sama Wanita Indonesia (BKSWI) Jawa Barat, Dr Nan Rahminawati menegaskan, kaum perempuan harus diberdayakan.

''Kaum perempuan harus diberdayakan agar berdaya,'' ujar dosen Unisba itu dalam Diskusi Panel bertajuk "Potret Kepemimpinan Perempuan Dalam Membangun Kepentingan Pemberdayaan Perempuan", yang diselenggarakan oleh PP Baitul Muslimin Indonesia di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, selasa (19/2).

Agar berdaya, kata dia, kuncinya kaum hawa harus diberi informasi tentang pentingnya pendidikan.

''Kalau perempuan tercerahkan, dapat pendidikan memadai, maka perempuan tidak akan bisa diperdaya oleh laki-laki," tutur Nan.

Nan menegaskan, kaum perempuan di Indonesia sudah menunjukkan dan memberi kontribusi yang besar bagi bangsa, sejak prakemerdekaan, masa kemerdekaan, hingga merdeka.

"Kuncinya perempuan itu harus meningkatkan pemahaman dan pemikiran. Sebab masih ada fanatisme, perempuan suka dinomorduakan, tapi kalau berpendidikan bisa lebih naik kualitasnya" kata Nan.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Baitul Muslimin Indonesia, Prof Hamka Haq, mengatakan, "Peluang perempuan menjadi pemimpin itu sangat besar.''

Guru Besar IAIN Alaudin Makassar itu menyatakan, dalam agama manapun perempuan dibolehkan memimpin. Terlebi pemilih perempuan sangat banyak, karenanya lebih berpeluang untuk menang.

Diskusi panel tersebut dipandu oleh Faozan Amar, Direktur Eksekutif Al Wasath Institute yg juga ketua PP Baitul Muslimin Indonesia.

''Soal kepemimpinan Perempuan, secara teologis dan teoritis tidak ada masalah. Begitu juga dgn implementasinya. Kita bahkan sudah pernah memiliki seorangpPresiden, gubernur, bupati serta wali kota perempuan," ujar Faozan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement