REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai masih terjadinya kasus korupsi, kongkalikong, kekerasan, fitnah, caci maki dan berbagai perilaku yang mengumbar keburukan merupakan tanda merosotnya rasa malu dalam kehidupan masyarakat.
"Rasa malu sering terasa memudar tergesur oleh nilai-nilai yang materialistik, kepentingan sesaat, dan jalan pintas," kata SBY saat menghadiri perayaan tahun baru Imlek nasional 2564 di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (19/2) sore.
SBY sangat mengapresiasi tema perayaan Imlek nasional kali ini yaitu "Rasa Malu Besar Artinya bagi Manusia" yang disebutnya amat tepat dan relevan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara yang kini terus berlangsung. Ia juga menilai merosotnya rasa malu masyarakat tentu merupakan sesuatu hal yang memprihatinkan.
"Rasa malu hakikatnya meneguhkan suatu ajaran bahwa manusia harus memproteksi diri dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela," ujar SBY.
Untuk itu, ia mengimbau masyarakat Indonesia agar menegakkan tiga hal mendasar demi kebaikan bersama, yaitu kebajikan sebagai akhlak mulia pengendali diri, semangat dan kebersamaan dalam perilaku sosial dan politik, dan berkeseimbangan dalam berprilaku.