REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina bakal menaikkan harga LPG nonsubsidi 12 kg. Rencananya, harga LPG yang semula Rp 70.200 per tabung, bakal naik hingga menjadi Rp 95.600 per tabung.
Vice President LPG dan Gas Product Pertamina Gigih Wahyu menjelaskan, harga gas per kilogram akan mengalami penyesuaian dari Rp 5.850 menjadi Rp 7.966,7. "Sehingga bila ditotal harga kenaikan per tabung sebesar Rp 25.400 atau menjadi Rp 95.600," tegasnya pada wartawan, Rabu (20/2).
Dijelaskannya, kenaikan ini terpaksa dilakukan perseroan. Pasalnya bila dengan harga LPG tetap, tahun ini Pertamina akan merugi hingga Rp 5 triliun.
Angka ini didapat dengan menghitung target penjualan LPG sebesar 910.721 metric ton (MT), harga LPG dunia dari CP Aramco sebesar 917 dolar AS per MT dan kurs rupiah terhadap dolar AS Rp 9.384. Bila tak naik, maka kerugian selama lima tahun terakhir bakal mecapai Rp 21 triliun.
Kenaikan ini juga termasuk penambahan biaya injeksi gas dan biaya angkutan. Sebelumnya, dalam Rapat Kerja dengan DPR, Pertamina memang mengaku bakal membebankan dua komponen ini pada konsumen.
Tambahan biaya injeksi akan dipatok sebesar Rp 188 sedangkan biaya pengangkutan sebesar Rp 277. "Apabila penyesuaian harga dilakukan, Pertamina dapat mengurangi kerugian hingga Rp 1,1 triliun atau menjadi Rp 3,9 triliun di 2013," jelasnya.