REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Setelah diserang nyamuk Cikungunya, Kabupaten Sleman pun terserang nyamuk demam berdarah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pun menjangkiti 14 dari 17 kecamatan yang ada di Sleman.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman Maflindati Nurani mengatakan, hanya ada tiga wilayah Sleman yang belum melaporkan adanya dugaan kasus DBD. Ketiga daerah tersebut yakni, Moyudan, Turi dan Cangkringan.
"Yang paling berpotensi adalah area padat penduduk," kata Linda pada wartawan dalam acara bersih-bersih lingkungan di Gamping belum lama ini.
Daerah yang paling tinggi kasus DBDnya adalah Depok dan Godean, sebanyak 33 kasus. Sebab, kata Linda, kedua wilayah tersebut sebagian besar merupakan lokasi hunian warga.
Selain itu, Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Cahya Purnama mengatakan, jumlah warga yang diduga menderita Cikungunya berkisar 69 orang yang berasal dari Kecamatan Godean.
"Karena, di dalam rumah pun, banyak wadah-wadah tergenang air, kurang mendapat perhatian oleh penghuninnya," ujar Cahya.
Misalnya saja, talang air di dispenser. Kemudian, penampung air freon belakang kulkas, hingga pot-pot kembang yang tidak lagi ditanami tumbuhan. Kesadaran warga terhadap hal-hal kecil semacam itu, dianggap masih kurang.
Kendati demikian, Dinkes belum menetapkan kasus DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB) lantaran jumlah suspect penderitanya masih di bawah ukuran maksimum per lima tahun. Tercatat, pada bulan januari lalu, hanya ada 133 laporan dari ukuran maksimal 148 kasus.