REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Negara Malaysia pernah belajar dari Indonesia untuk memajukan pendidikan negaranya. Namun, saat ini justru Indonesia yang ketinggalan untuk masalah pendidikan.
Bagaimana Malaysia dengan secepat itu membuat dunia pendidikannya maju pesat? Cendekiawan Muslim dari Malaysia, Prof Wan Mohd Nor Wan Daud mengatakan, kuncinya terletak pada tangan pemimpin.
Saat pemimpin Malaysia berganti dari era militer ke pemimpin yang peduli pendidikan, saat itulah dunia pendidikannya mulai bangkit.
"Maka pemimpin yang berkuasa harus peduli pendidikan," kata dia saat diskusi di Ar-Rahman Qur'an Learning (AQL) Center di Jakarta, Rabu (20/2) malam.
Jika yang berkuasa dari kalangan militer, tambah dia, fokus pengembangan untuk memajukan dunia militer. Akibatnya anggaran negara paling besar akan digunakan untuk mendanai kegiatan militer.
Jika pemimpin peduli terhadap pendidikan, maka alokasi dananya juga besar. Hasilnya, negara mampu membiayai rakyat untuk menempuh pendidikan secara maksimal. Entah itu mengirim rakyat belajar ke luar negeri atau meningkatkan lembaga pendidikan tinggi nasional.
"Semangat pendidikan harus berdasar pada untuk kembali pada bangsa dan negara, itulah yang selalu ditanamkan pada kami," ungkap Wan.