Jumat 22 Feb 2013 06:18 WIB

Musim Panas Ini, Festival Muslim Pertama Digelar di Chicago

Rep: Afriza Hanifa/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pemimpin Iman, Rami Nashishibi
Foto: qatar.usembassy.gov
Pemimpin Iman, Rami Nashishibi

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Pada musim panas tahun ini, Kota Chicago akan diramaikan dengan sebuah festival yang dihelat kaum muslimin. Ribuan peserta diprediksi akan mengikuti festival muslim jalanan yang akan digelar pada 15 Juni mendatang.

Inner-City Muslim Action Network (Iman) merupakan dalang dibalik acara yang dihelat untuk kali pertamakali di jalanan  bagian selatan kota di Amerika Serikat. Festival itu akan menampilkan beragam seni yang dimeriahkan sejumlah seniman dan musisi.

Beberapa artis seperti musisi hiphop terkenal Mos Def dan artis Chicago Lupe Fiasco juga akan ikut beratraksi dalam festival. Beberapa karya seni akan dipamerkan di jalanan perkotaan Chicago.

Melalui festival, Iman berkeinginan membaurkan masyarakat umum dan muslimin dalam sebuah acara, berkumpul bergembira tanpa memandang latar belakang agama. Promosi perdamaian dalam kebersamaan diharapkan dapat lahir melalui festival. Menginspirasi perubahan sosial, demikian rumusan tujuan organisasi non-profit tersebut.

Pemimpin Iman, Rami Nashashibi, mengatakan, komunitas muslim masih belum dapat berkomunikasi baik dengan masyarakat umum. Pihaknya pun bermaksud membaurkan kedua komunitas sehingga etnis muslim tak lagi tersisihkan.

"Salah satu hal yang saya sadari, bahwa kami membutuhkan sebuah komunitas berbasis organisasi yang menghubungkan sektor komunitas kita, baik di area urban ataupun di sektor kelas menengah yang lebih besar dari komunitas muslim," ujarnya dikutip dari National Public Radio.

Selain membantu interaksi muslimin di ranah sosial, acara festival juga bermaksud memperbaiki citra Islam di tengah masyarakat AS. Mengingat sejak insiden 9/11, Islam selalu diidentikkan dengan aksi kekerasan. 

"Kami masih hidup di negara dimana, sayangnya,  banyak orang Amerika masih mengasosiasikan Islam dengan kekerasan. Penelitian Pew terbaru mencatat 50 persen orang Amerika lebih cenderung untuk berfikir tentang Islam sebagai agama yang mempromosikan kekerasan dibanding negara lain," kata Nashashibi prihatin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement