REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menempatkan detektor gas di kawasan puncak dan kawah Gunung Tangkuban Parahu yang mengalami kenaikan aktivitas dari aktif menjadi waspada (level II).
"Detektor gas beracun dipasang di kawasan puncak dan kawah, pasalnya kemarin ada hembusan gas. Gunung Tangkuban Parahu punya potensi gas beracun, sehingga kami pantau intensif," kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Surono, di Bandung, Jumat (22/2).
Detektor gas itu, kata Surono akan mendeteksi semburan gas-gas yang keluar dari kawah, yang sebagian beracun dan bisa membahayakan manusia, termasuk petugas pemantau. Pemasangan alat itu dilakukan pada Kamis (21/2) oleh tim, dengan menggunakan peralatan khusus.
"Alat itu untuk keselamatan, tak hanya bagi masyarakat tapi juga bagi petugas. Kawasan wisata Tangkuban Parahu sudah kami rekomendasikan untuk tidak dimasuki dalam radius 1,5 kilometer," katanya.
Kondisi terakhir Jumat pagi hingga siang, angin kencang berhembus di lokasi kawah itu, sehingga detektor gas tidak efektif karena gas hilang bersama hembusan angin. Pemantauan gunung api itu dilakukan dari Posko Pengamatan Gunung Api PVMBG. Hingga Jumat siang kondisi aktivitas gunung api itu masih sama seperti hari sebelumnya, meski tekanan tremor tidak sebesar Kamis.