Jumat 22 Feb 2013 15:26 WIB

106 Warga Sukabumi Terserang Kaki Gajah

Rep: riga nurul iman/ Red: Heri Ruslan
Penyakit Kaki Gajah
Foto: .
Penyakit Kaki Gajah

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI – Sebanyak 106 warga Kabupaten Sukabumi terkena penyakit kaki gajah. Ratusan warga tersebut sebagian besar terdapat di dua kecamatan, yakni Kecamatan Segaranten dan Curug Kembar.

Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, jumlah warga yang menderita penyakit kaki gajah di Kecamatan Segaranten mencapai 36 orang. Sementara di Kecamatan Curug Kembar sebanyak 15 orang. Sisanya tersebar di 34 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sukabumi.

‘’Sudah sepuluh tahun terkhir kaki saya membesar,’’ kata salah seorang penderita  kaki gajah, Burhan (54 tahun), warga Kampung Karongkeng II, desa Margaluyu, Kecamatan Segaranten, kepada wartawan Jumat (22/2).

Menurut Burhan, gejala awal yang dia rasakan adalah pegal-pegal pada bagian kaki bawahnya. Selain itu kakinya mulai mengalami pembengkakan dan terasa sakit seperti ditusuk-tusuk.Ditambahkan Burhan, dia sudah berobat ke dokter sebanyak tujuh kali.

Namun, penyakitnya hingga kini belum juga sembuh. Penderita kaki gajah lainnya, Syamsudin (38), warga Kampung Gunung Batu, Desa Margaluyu, juga merasakan gejala yang sama dengan Burhan.

‘’Kaki saya mulai mengalami pembesaran sejak usia 22 tahun,’’ ujar dia.

Selain Syamsudin, ada juga anggota keluarganya yang terkena penyakit serupa. Mereka tinggal di Kecamatan berbeda, yakni Curug Kembar. Sebelumnya, Syamsudin memang tinggal di Curug Kembar.

Namun, diantara keluarganya yang lain, kondisi Syamsudin terbilang lebih parah. Karena pembengkakan pada kakinya lebih besar.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Harun Alrasyid menerangkan, ratusan penderita kaki gajah saat ini telah ditangani oleh Pemerintah.

Mereka mendapatkan pengobatan dan perawatan dari tim medis Puskesmas dan Rumah Sakit.

Ditambahkan Harun, kondisi rata-rata para penderita kaki gajah sudah membaik dibandingkan sebelumnya. Meskipun diakuinya, masih ada sejumlah penderita kaki gajah yang saat ini masih dalam proses penyembuhan.

Kepala Puskesmas Segaranten, Maman Sumarna menuturkan, para penderita penyakit kaki gajah banyak tersebar di tujuh desa dari 12 desa yang ada di Kecamatan Segaranten.

Di antaranya yang paling banyak terdapat di Desa Margaluyu dan Cibaregdeg. Maman mengungkapkan, Puskesmas telah mengambil sampel darah jari malam (SDJM).

Hasil pemeriksaan menyebutkan bahwa semua sampel darah tersebut negatif mengandung

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement