REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Jawa Barat akan bekerja maksimal dengan mengerahkan seluruh panitia pengawas lapangan, panwaslu kecamatan dan panwaslu kabupaten/kota. Setelah melakukan pencoblosan, panwaslu Jabar didampingi Bawaslu akan berkeliling ke lima titik di 26 kota yang telah ditentukan.
Ketua Panwaslu Ihat Subihat mengatakan pemantauan akan dilakukan di Kota Bandung, Kota Cirebon dan Kabupaten Sumedang. Tidak hanya bawaslu, panwaslu provinsi lain pun ikut serta untuk studi banding.
"Panwaslu Bali, Jateng, Jatim, Manado, dan Palembang akan datang pada hari pencoblosan," ujarnya di Sekretariat Panwaslu, Bandung, Jumat (22/2). Mereka datang untuk mempelajari pelaksanaan pilgub di Jawa Barat karena di daerah masing-masing akan melaksanakan pilgub.
Jawa Barat menjadi pilihan karena sebagai barometer pemilihan legislatif dan pilpres mendatang. Selain itu juga Jawa Barat dianggap sebagai representasi Indonesia karena jumlah penduduk yang terbesar.
Dalam pelaksanaannya, Panwaslu memperhatikan pelanggaran yang terjadi pada saat pungut hitung. Biasanya pelanggaran yang sering terjadi adanya pemilih yang dihalang-halangi, dipaksa memilih dan pemilih ganda.
"Tidak hanya itu saat penghitungan kami akan mengawasi pencantuman jumlah suara agar tidak salah tulis," jelasnya. Sehingga jumlah yang tertera dan saat penyebutan siapa yang dipilih sesuai.
Panwaslu Jawa Barat bersama dengan kepolisian akan mengawasi pergerakan kotak suara. Diharapkan kecurangan terkait pindah tangan surat suara dapat dihindari.
Selain itu juga panwaslu akan meminta seluruh lembar form seri C sebagai dasar pembanding jumlah surat suara yang dikirimkan dengan surat suara yang terpakai. "Nantinya data yang ada di form C akan disamakan dengan jumlah suara dalam DPT ditambah 2,5 persen di tiap kelurahan," kata Ihat.