REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Awalnya menjadi gagasan menarik saat Presiden Barcelona, Sandro Rossel menggagas rencana laga persahabatan antara klubnya dengan para pemain gabungan dari Israel dan Palestina, 31 Juli mendatang.
Meski sebelumnya secara bangga diumumkan melalui laman resmi klub, Jumat (22/2), namun kenyataannya rencana tersebut mendapat penolakan dari otoritas sepak bola Palestina.
Badan sepak bola Palestina menganggap rencana yang dilakukan tim sepak bola asal Katalan itu berpotensi membuat kekisruhan di wilayah tersebut
.
"Akan terjadi gempa (guncangan) hebat di sana, terlebih pertandingan dilakukan di kamp Israel," kata Ketua Federasi Sepakbola Palestina, Jibril Rajoub seperti dilansir AFP, Sabtu (23/2).
Rajoub namun tak menepis jika gagasan itu cukup baik demi harapan Barca dalam menjalani misi perdamaian di Timur Tengah.
Namun untuk saat ini, kata Rajoub, gagasan itu belum tepat dan masih terlalu dini. "Tidak siap untuk itu, (bahkan) Israel tidak mengakui kita sebagai entitas olahraga," tambah Rajoub.