REPUBLIKA.CO.ID, Amerika Serikat dan sekutunya di NATO menyatakan bahwa delapan hingga 12 ribu pasukan mungkin akan dipertahankan di Afghanistan pasca berakhirnya misi tempur pada Desember 2014 untuk memerangi sisa-sisa Alqaidah dan membantu tentara Afghanistan.
Situs ISNA mengutip Associated Press melaporkan, Menteri Pertahanan AS Leon Panetta mengatakan ia dan sekutunya di NATO sedang membahas jumlah pasukan yang akan disisakan di Afghanistan setelah 2014.
Dia menambahkan, mayorias kementerian pertahanan negara-negara NATO menyatakan akan mematuhi keputusan tersebut. "Saya yakin bahwa ada beberapa negara yang akan berpartisipasi untuk kehadiran permanen," ujarnya di markas NATO di Brussels.
Pemerintah Obama hingga kini belum mengonfirmasi jumlah pasukan atau diplomat yang akan dipertahankan di Afghanistan pasca tahun 2014.
Washington dan sekutunya percaya Afghanistan tidak boleh dibiarkan sendiri mengingat ancaman terulangnya kembali peristiwa tahun 1989 setelah penarikan pasukan Uni Soviet dari negara itu.
Saat ini, 66 ribu pasukan Amerika bertugas di Afghanistan, sementara pada tahun 2010 jumlah mereka mencapai 100 ribu personel.