Ahad 24 Feb 2013 06:12 WIB

Demokrat Ogah Tanggapi Serangan Anas

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Fernan Rahadi
Anas Urbaningrum
Foto: demokrat.or,id
Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tudingan miring yang menyebutkan adanya intervensi politik terhadap penetapan Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus korupsi Proyek Hambalang, belum mendapat respons serius dari Partai Demokrat. Sebaliknya, partai besutan SBY ini justru menyarankan agar KPK menjelaskan permasalahan sebenarnya kepada publik.

“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada KPK untuk memberikan tanggapan atas tudingan tersebut,” kata Direktur Eksekutif Partai Demokrat, Toto Riyanto, di Puri Cikeas, Ahad (24/2) dini hari.

Menurut Toto, partainya dan juga masyarakat, selama ini hanya mendengar dan mengikuti apa yang disampaikan Muhammad Nazaruddin dalam berbagai kesempatan. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrat itu selalu menyebut-nyebut keterlibatan Anas dalam kasus korupsi tersebut.

“Agar masyarakat dapat mengetahui duduk persoalannya, ada baiknya bila KPK menjelaskan berbagai spekulasi itu, sepanjang tidak mengganggu tugas dan pekerjaan KPK dalam menegakkan hukum,” ucapnya.

Terkait “serangan” yang akan atau sedang dilancarkan Anas terhadap partainya, Riyanto enggan memberikan komentar. Ia hanya mengatakan, selama periode kepemimpinan Anas yang relatif singkat, yakni 2,5 tahun, Partai Demokrat kerap dirundung berbagai masalah.

Kendati demikian, ia tak penampik bahwa Anas juga banyak membrikan kontribusi untuk kepentingan partai ini. “Kami sepakat untuk tidak menanggapi serangan Anas, kecuali benar-benar dibutuhkan,” jelasnya.

Menurutnya, yang menjadi prioritas saat ini adalah menjalankan agenda penyelamatan dan penataan kembali partai berlambang bintang mercy tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement