REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan rencana musuh untuk menekan ekonomi Iran dapat dikendalikan. Hal tersebut disampaikan dia, dalam wawancara dengan stasiun TV Iran, Sabtu (23/2) malam.
"Semua perkembangan dalam negeri dan internasional telah dipertimbangkan dalam perencanaan anggaran tahun fiskal baru Iran; musuh berusaha menggunakan perang mata uang untuk memukul ekonomi negeri ini, tapi mereka mesti tahu ekonomi Iran adalah salah satu yang terbesar di dunia dan bangsa Iran tak tertandingi dalam melawan tekanan asing untuk mempertahankan haknya," katanya menjelaskan
Presiden Ahmadinejad menyeru rakyat Iran untuk melindungi solidaritas mereka dalam menghadapi tekanan musuh dan rencana untuk memecah-belah.
Ia menambahkan pemerintah memiliki rencana untuk membantu rakyat dalam memperoleh keperluan hidup sehari-hari mereka, demikian laporan kantor berita resmi Iran, IRNA.
"Peran hasil minyak serta pengeluaran pemerintah dalam rancangan anggaran kalender mendatang pemerintah Iran telah berkurang; pemerintah memiliki rencana untuk meragamkan sumber penghasilannya; pelaksanaan tahap kedua rencana subsidi terarah serta kenaikan eksport non-minyak adalah sebagian cara terbaik untuk mengurangi peran sumber penghasilan minyak bagi ekonomi negeri ini," beber
Para pejabat Iran dalam beberapa kesempatan telah menyampaikan kembali bahwa sanksi Barat pimpinan AS terhadap negara Persia tersebut telah mempengaruhi ekonomi Iran secara positif.
Pekan sebelumnya, Wakil Ketua Parlemen Iran Mohammad Hassan Aboutorabi-Fard menegaskan hasil positif dari sanksi dan tekanan atas sektor minyak dan ekonomi Iran. Ia mengatakan tekanan dan embargo melicinkan jalan bagi Iran untuk mengakhiri ketergantungan pada hasil penjualan minyak.
"Musuh kita membantu kita hari ini dan kami berhasil memangkas ketergantungan Iran pada hasil penjualan minyak dalam waktu singkat, yang menjadi perkembangan sangat besar dalam ekonomi negeri ini," kata Aboutorabi, saat berbicara pada pertemuan di Kota Suci Marshhad.
"Salah satu masalah yang kita hadapi selama satu abad ialah mengandalkan hasil penjualan minyak," ia menambahkan.