REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama, Suryadharma Ali, mengingatkan masuknya pemikiran negara barat yang semakin mengikis budaya asli Indonesia. Pikiran-pikiran dari negara barat sudah masuk dan menghilangkan sebagian tradisi umat muslim Indonesia.
"Masuknya pikiran barat membuat seolah kebiasaan kita kuno dan ketinggalan zaman," kata dia di Jakarta, Senin (25/2). Suryadharma menambahkan, sudah banyak kebiasaan bangsa Indonesia yang dianggap kuno karena masuknya budaya barat. Padahal, sebagian budaya barat tidak memiliki manfaat apapun.
Dia mencontohkan, kebiasaan menghadiri majelis taklim atau mengaji usai shalat Maghrib. Saat ini, jamaah majelis taklim sebagian besar dari kalangan ibu-ibu. Pemuda dan pemudi justru larut dalam tayangan televisi. Ironisnya lagi, siaran televisi mampu menghipnotis penontonnya untuk lupa waktu shalat dan kebiasaan yang lebih barmanfaat lain. Justru tayangan televisi lebih banyak mendatangkan kerugian.
Dalam acara sinetron, tambah Ketua Umum PPP itu, banyak mengandung pembelokan terhadap ilmu dan etika masyarakat. Juga penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan bahasa lazim dan baku masyarakat Indonesia. Juga siaran infotainment yang mengajarkan keburukan seperti membuka aib seseorang. "Siaran-siaran seperti itu harus dikritisi, jangan terpengaruh," tambah Suryadharma.
Akibat budaya dan pemikiran barat itu, saat ini kebiasaan mengaji setelah Maghrib luntur dari masyarakat Indonesia. Kebiasaan itu, kata dia, terganti dengan kebiasaan menonton televisi usai shalat Maghrib. Masyarakat Indonesia harus waspada, dan jangan sampai terpengaruh, tegas Suryadharma.