REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persaingan hasil perhitungan suara sementara versi quick count antara pasnagan Ahmad Heryawan-Dedi Mizwar dan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki cukup ketat. Lantas, apakah ada potensi kecurangan dalam penghitungan suara tersebut?
Melihat hasil quick count yang dilansir sejumlah lembaga survei, Fungsionaris PDI Perjuangan, Pramono Anung, pun turut berkomentar. Menurutnya, potensi kecurangan hasil perolehan suara secara riil pun sangat kecil bisa dilakukan.
"Kemungkinan untuk kecurangan kecil," kata Pramono ketika ditemui di Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin (25/2).
Menyorot pelaksanaan Pilgub Jawa Barat 2013 yang baru saja dihelat, Pramono menilai perhatian dan pemantauan publik cukup besar. Terbukti ada sembilan lembaga survey yang ikut melakukan perhitungan cepat. Belum lagi saksi-saksi yang disebar di tempat pemungutan suara (TPS), baik tingkat desa maupun kecamatan.
Karena itu, Pramono menyakini kecurangan sangat kecil terjadi di Pligub Jawa Barat 2013. Namun, ia lebih memilih untuk menunggu hasil resmi perolehan suara yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan diumumkan pada 3 Maret mendatang.
"Kalau dilihat hasilnya, pertarungan sangat ketat dan terlihat sebaran kemenangan ketiga kandidat utama cukup rata. Kita tunggu sampai hasil final KPU," ujar Pramono.
Jika pasangan yang diusung PDI Perjuangan kalah, yakni duet Rieke-Teten, Pramono mengaku tak mempersoalkan hal tersebut. Menurutnya, siapapun yang menang di Pilgub Jawa Barat 2013 harus mendapatkan dukungan dari publik karena prosesnya berlangsung secara demokratis.