REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan suku-suku pedalaman dan terasing di Indonesia mendapat perhatian khusus dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia.
Untuk mendorong semangat beragama mereka, pihak kedutaan memberangkatkan para kepala suku terasing ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah.
Menurut Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia, Syeikh Ibrahim Sulaiman Alnugaimsy, para kepala suku ini memiliki pengaruh besar bagi komunitasnya. "Kami akan berangkatkan 32 tokoh suku pedalaman dan terasing," tutur dia di Jakarta, Selasa (262) di Jakarta saat melepas gelombang pertama program umrah Kedutaan Arab Saudi.
Rencananya, tokoh suku pedalaman yang akan diberangkatkan umrah itu berasal dari Papua, Mentawai, Badui, dan beberapa wilayah lain. Dengan program ini, dia berharap para tokoh suku ini menjadi bisa berkomunikasi lebih terbuka dengan pihak lain.
Selain mengumrahkan tokoh suku, program ini juga memberangkatkan para pengajar ke Tanah Suci. Menurut Syeikh Ibrahim, program ini mengundang pengajar dari 37 kampus Islam, 27 kampus negeri, dan 47 pesantren. Para peserta program ini akan didampingi 22 stas atase yang terbagi dalam delapan kelompok pemberangkatan.
Seperti halnya kepala suku, menurut dia, para pengajar dan dosen juga punya pengaruh besar terhadap muris-muridnya. Karena itu, melalui program ini, Syeikh Ibrahim berharap para pengajar bisa memberi manfaat bagi lingkungan pendidikannya. "Semua peserta harus lebih cinta pada agama," ujar dia.
Atas program ini, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Syekh Mustofa bin Ibrahim al Mubarak beterima kasih kepada Syeikh Ibrahim. Kata dia, program umrah pengajar dan tokoh suku ini punya poin penting untuk menjalin kerja sama Indonesia dan Arab Saudi. Kata dia, ini merupakan program lanjutan dari program haji para pemuka masyarakat yang dijalankan pihak kedutaan.
"Masyarakat Indonesia dan Arab Saudi punya kesamaan mendasar. Sama-sama tinggi semangat keagamaannya," tutur dia dalam kesempatan yang sama. Semangat agama yang tinggi, kata dia, juga mendorong kecintaan terhadap Makkah sebagai poros bumi.
Selanjutnya dia juga mengungkapkan bahwa pihak Kedutaan Arab Saudi tidak mengharapkan apapun dari program ini. Pihaknya mengaku hanya berharap untuk terus didoakan dan semangat beragama di Indonesia bisa terus bertambah.
Selama di Arab Saudi, peserta program tidak hanya diarahkan untuk umrah. Di sela-sela itu, para peserta juga akan diajak untuk menyaksikan percetakan Alquran di Madinah dan tempat pembuatan Kiswah (kain penutup Ka'bah) di Makkah. Selain itu, para peserta juga dijadwalkan untuk mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan.