REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan buruh menuntut perusahaan merek olahraga ternama Adidas dan rekanannya, Kizone. Mereka menuntut agar perusahaan tersebut membayar pesangon mereka yang masih dicicil oleh Adidas Internasional.
Salah satu koordinator aksi, Yudo, menjelaskan Adidas Internasional sudah memang sudah mengawali pembayaran pesangon sekitar dua ribu buruh Kizone, perusahaan rekanan Adidas yang memproduksi label tersebut di Indonesia. Akan tetapi, banyak buruh yang keberatan cara pembayarannya.
"Mereka ngasihnya voucer belanja, cuma bisa dipakai di Alfamart, sedangkan kami butuh uangnya untuk sekolah anak," keluh seorang peserta demonstrasi, Supiyem.
Demo yang dimulai dari Mahkamah Agung lalu ke Bundaran HI dan diakhiri di kantor Adidas di Sudirman ini, akan terus dilakukan hingga hak mereka terpenuhi. Walaupun protes telah dilangsungkan sejak tiga tahun lalu, hingga saat ini belum juga ada kejelasan.
Kizone yang sempat dipailitkan ini kemudian status pailitnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung. Peserta demonstrasi lainnya, Nunuy, mengatakan bila sampai Kizone pailit, hak buruh tersebut tidak akan dibayarkan. "Soalnya aset perusahaan masih ada, kalau pailit otomatis dibayarkan untuk pajak, para buruh ini tidak dapat apa-apa," katanya lagi.
Jumlah aset Kizone bernilai 4,6 miliar dolar AS. Adidas Internasional pun telah berjanji akan membayarkan hak seluruh buruh sebesar 1,6 juta dolar.