REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Koordinator Khusus PBB untuk Proses Timur Tengah (UNSCO), Robert Serry, mengaku sangat sedih dan prihatin mengenai kematian seorang tahanan Palestina di dalam penjara Israel.
Tahanan Palestina berusia 30 tahun, Arafat Jaradat, ditangkap pada 18 Februari oleh agen dinas rahasia Shin Bet. 'Dia ditangkap karena dicurigai melemparkan batu ke arah warga sipil Israel.
Laporan media menyebut Dinas Penjara Israel mengatakan Jaradat meninggal akibat serangan jantung di satu penjara di Israel utara pada 23 Februari. Namun, kematian mendadak tahanan itu mengangkat keprihatinan dalam masyarakat global.
"Koordinator UNSCO memperhatikan temuan awal otopsi yang dilakukan atas mayat Jaradat dengan menyertakan para ahli dari Israel dan Palestina," kata Eduardor del Buey, Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, kepada wartawan di Markas PBB, New York, sebagaimana dikutip Xinhua.
Utusan PBB itu menegaskan kembali sikap PBB bahwa kewajiban hak asasi manusia internasional mengenai semua narapidana dan tahanan Palestina di penjara Israel harus sepenuhnya dihormati.
Menurut del Buey, PBB tetap prihatin mengenai memburuknya kesehatan tahanan lain Palestina yang mogok makan. Badan dunia itu juga kembali menyatakan,''Mereka yang ditahan berdasarkan penahanan administratif tanpa tuntutan mesti didakwa dan menghadapi pengadilan dengan jaminan keadilan sejalan dengan standar internasional atau mereka mesti segera dibebaskan.''
Laporan media mengatakan ratusan tahanan Palestina di dalam penjara Israel mogok makan pada Ahad. Mereka menggelar protes atas kematian Jaradat.