REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Mohammad Akbar
Ukiran yang menghiasi mihrab ini rupanya mengadopsi pada motif di masjid Sunan Kudus. Untuk menuntaskan ukiran di atas kayu jati berkualitas tersebut, Mulyana menceritakan, ''Tukang dari Jepara itu mengerjakan sekitar tiga tahun. Bentuk ukirannya memang sangat detail dan rumit.''
Sementara itu melangkah ke bagian sayap, akan terlihat jendela yang mengadopsi rumah orang Melayu. Ukuran daun jendelanya tidak terlalu lebar, seperti layaknya daun pintu masjid.
Sejajaran dengan jendela tadi, terdapat sebuah pintu besar. Di balik pintu tersebut terdapat tangga yang meniru pada arsitektur bangunan kuno di India. Tangga berbentuk setengah melingkar ini menghubungkan lantai dua dengan lantai dasar. Di lantai dasar ini digunakan sebagai tempat aktivitas keagamaan dan resepsi.
Tangga tersebut berada di sisi kanan dan kiri bangunan masjid. Lantas untuk mempercantik tangga dipasangkan pagar yang terbuat bahan besi tempa. Sedangkan sebagai pegangan tangga, dihadirkan bahan kayu jati pada bagian atasnya. Lalu untuk lantai anak tangganya dipasangkan bahan marmer impor.
Nah bagi Anda yang ingin menikmati keindahan alam dengan latar Gunung Salak dan Gunung Gede, silahkan menuju ke balkon yang ada di sisi utara bangunan. Bentuk balkon semacam ini mencerminkan gaya arsitektur Spanyol.
Pada bagian balkon ini terdapat 12 tiang yang menopang kubah kecil. ''Bagian ini biasanya digunakan untuk tamu, khususnya para imam dan khatib,'' kata Mulyana. (habis)