Selasa 26 Feb 2013 19:33 WIB

PHRI Malang Keluhkan Razia Hotel Melati

Razia tempat hiburan
Foto: archive.kaskus.us
Razia tempat hiburan

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Malang, Jawa Timur, mengeluhkan maraknya razia di hotel-hotel melati yang dilakukan petugas keamanan, sehingga merugikan hotel maupun tamu.

Ketua PHRI Kota Malang Herman Sediyono, Selasa mengatakan, kenyamanan tamu pasti terganggu dengan adanya razia tersebut. Kalau tamu memilih hotel melati bukan berarti mereka akan berbuat mesum, tapi kemampuan keuangannya memang hanya cukup untuk menginap di hotel melati.

"Kalau hotel-hotel melati ini terus menerus dirazia oleh petugas pasti mereka akan terganggu. Dan, anehnya yang merazia hotel ini bukan dari kepolisian atau Satpol PP yang mengantongi surat tugas," katanya, menegaskan.

Ia mengakui, memang ada hotel melati yang dijadikan ajang mesum bagi pasangan tak resmi, tetapi itu akan menganggu tamu hotel yang baik-baik. Akibat dari seringnya razia itu, maka hotel menjadi sepi.

Razia di hotel-hotel melati, lanjutnya, biasanya personel yang di bawa cukup banyak dan tidak mengantongi surat tugas. Padahal, manajemen hotel sudah menerapkan aturan bagi tamu yang menginap harus menyerahkan kartu pengenal (identitas) yang bisa dipertanggungjawabkan.

Menurut Herman, sebenarnya hotel berbintang pun juga tidak luput dari pasangan tak resmi yang menginap. Namun, selama ini yang menjadi sasaran razia hanya hotel kecil-kecil yang tidak terlalu banyak jumlah tamunya.

"Jika hotel-hotel kelas melati ini terus menerus menjadi sasaran razia, pasti akan gulung tikar. Apalagi, kalau beban biaya operasional semakin tinggi akibat naiknya berbagai kebutuhan, termasuk lisrik dan elpiji," katanya.

Dalam beberapa bulan terakhir ini Polresta Malang sering mengamankan pasangan tidak resmi di sejumlah hotel kelas melati di Kota Malang. Akibatnya, hotel-hotel kelas melati tersebut menjadi sepi pengunjung (tamu yang menginap).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement