REPUBLIKA.CO.ID, TAMBUN SELATAN -- Buruknya kondisi jalan penghubung antara Desa Lambang Jaya, Kecamatan Tambun Selatan dengan Desa Lubang Buaya-Cijengkol, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi belum mendapat perhatian dari pihak terkait.
Pihak Pemerintah Desa Lambang Jaya pun tidak bisa berbuat banyak. Jalan penghubung tersebut memang masih termasuk ke dalam wilayah Desa Lambang Jaya. Situ Cibeureum menjadi pembatas antara Desa Lambang Jaya, Kecamatan Tambun Selatan dengan Desa Lubang Buaya-Cijengkol, Kecamatan Setu.
Kepala Desa Lambang Jaya, Kimblan Sahroni, mengaku, tidak bisa berbuat banyak terkait upaya perbaikan ataupun pengecoran jalan penghubung tersebut. Menurutnya, jalan itu berada di tanah yang sudah dimiliki pihak pengembang Perumahan Grand Wisata, Tambun.
"Proses peralihan lahan atau ruislag itu sudah terjadi sebelum 2012 silam. Suratnya atas nama PT. Putra Alvita Pratama, sedangkan pengembangnya adalah Grand Wisata," ujar Kimblan kepada Republika, Selasa (26/2).
Kimblan menambahkan, proses kesepakatan tersebut dilakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi dengan pihak pengembang. Sehingga, dia tidak bisa memberikan rincian terkait status peralihan lahan tersebut, termasuk rencana pengembangan wilayah ataupun rencana pengecoran jalan penghubung itu.
Selama ini, menurut Kimblan, pihaknya sudah mendengar keluhan warga soal jalan itu. Upaya maksimal yang dilakukan dirinya adalah melakukan koordinasi dengan RT/ RW setempat untuk mengeruk jalan yang masih berupa tanah itu dengan puing-puing bangunan yang sudah dirobohkan. Langkah itu terakhir kali dilakukan pada awal tahun lalu.
Kimblan pun mengakui, telah beberapa kali mencoba melakukan pertemuan dengan pihak pengembang. Menurutnya, pembangunan jalan itu akan dilakukan seiring dengan rencana perluasan perumahan Grand Wisata, tepatnya di lahan yang berada di sekitar pinggir Situ Cibeureum.
Namun, dia tidak bisa memberikan waktu yang pasti kapan rencana itu bakal segera terwujud. "Jadi, posisi kami hanya bisa menunggu upaya dari pengembang," tuturnya
Terkait anggaran yang digunakan untuk pengerukan jalan penghubung itu, Kimblan mengungkapkan, selama ini dananya berasal dari swadaya masyarakat. "Anggaran di Desa memang tidak mencukupi. Itu juga menjadi salah satu kendala untuk pemerintah desa melakukan program pembangunan," ungkapnya.
Kondisi jalan penghubung itu memang sangat kontras dengan jalan yang ada di perumahan Grand Wisata. Jalan di dalam perumahan begitu mulus dan rapi, sementara jalan akses masuk ke kampung yang ada di sekitar Grand Wisata banyak yang berlubang dan bahkan ada belum dicor sama sekali.