REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Warga Italia baru saja melangsungkan pesta demokrasi. Tercatat 47 juta warga Italia yang memiliki hak pilih menyuarakan aspirasinya dalam pemilihan umum (pemilu) selama dua hari, yaitu Ahad (24/2) dan Senin (25/2) kemarin.
Adapun mereka yang bertarung dalam pemilu tersebut adalah Mario Monti, Silvio Berlusconi, pemimpin partai Demokrat Pier Luigi Bersani, dan Giuseppe Piero Grillo dari Gerakan Bintang Lima (M5S) bersaing memperebutkan kursi parlemen.
Lantas siapa penemangnya? Berdasarkan hitungan yang ada, Grillo dinyatakan keluar sebagai pemenang. M5S memenangkan suara terbanyak dari setiap partai tunggal dengan perolehan suara 25 persen.
Padahal sebuah jajak pendapat yang diterbitkan dua pekan sebelum pemilu menunjukkan Bersani unggul lima poin, mengalahkan Berlusconi. Saat itu Bersani unggul hampir 35 persen suara. Tapi, jajak pendapat itu memang memprediksi akan ada pendukung dan pemilih kuat Grillo.
Siapakah Grillo? Kenapa sosoknya dapat mengalahkan tokoh kenamaan asal Italia alias Berlusconi yang digadang-gadang menjadi pemenang?
Pria ini lahir 21 Juni 1948 di Genoa, Italia. Pendidikan formal yang dijalaninya adalah ekonomi, dan sempat menjadi akuntan. Yang membuat sosoknya berbeda dibandingkan calon lainnya adalah, profesi yang dia kerjakan. Pria berambut putih yang berusia 64 tahun ini adalah seorang komedian di era 1970 an, blogger, dan aktivis.
Pada tahun 1980-an, dia memutuskan vakum dalam dunia hiburan karena tersandung kasus kecelakaan lalu lintas. Saat itu dia dihukum karena dalam kecelakaan yang menewaskan tiga orang. Nama Grillo sempat tenggelam di jagat dunia hiburan negara piza itu.
Pria ini kemudian beralih kegiatan dan aktif di dunia teater era 1990 an. Dia juga mendirikan blog. Dia menekankan perhatiannya pada konsumerisme dan lingkungan. Seiring berjalannya waktu, blog Grillo dinilai sangat sukses menggaris bawahi poin-poin tentang sejarah politik Italia.
Pada tahun 2007, Grillo mengorganisir petisi menuntut politik yang bersih di Italia dan berhasil mengumpulkan 300 ribu tanda tangan dalam waktu beberapa jam. Perhatiannya pun diakui media internasional.
Majalah Time memberinya penghargaan sebagai Pahlawan Eropa yang menggunakan selera humornya untuk menyelidiki isu-isu sosial yang serius dimana para pemimpin tidak ingin menyentuh isu itu.
Para penggemar Grillo mendesaknya membuat wadah aspirasi pertemuan, dan Grillo memutuskan mendirikan M5S tahun 2009. Dengan mengusung gerakan anti kemapanan, popularitas M5S semakin menanjak.