Rabu 27 Feb 2013 07:45 WIB

Daging Keledai Berlabel Sapi Dijual di Afrika Selatan

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Daging Keledai
Foto: 21food.com
Daging Keledai

REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Setelah skandal daging kuda berlabel sapi di Eropa, Afrika Selatan juga tidak luput dari masalah perbedaan label dan bahan. Bedanya, daging keledai digunakan sebagai bahan produk berlabel daging sapi di Afrika Selatan.

Keledai, kerbau air, dan kambing ditemukan dalam burger dan sosis di Afrika Selatan. Hasil itu merupakan temuan dari penelitian yang dipublikasikan Universitas Stellenbosch. Mereka menemukan 99 dari 139 sampel yang mengandung bahan daging tidak sesuai yang tertera dalam label.

Keledai dan gluten ditemukan dalam 28 persen produk, daging babi 37 persen, dan daging ayam 23 persen. Sebagian besar bahan itu ditemukan dalam sosis, daging cincang, dan isi burger. 

"Penelitian menemukan bahan dari kedelai, keledai, kambing, kerbau hingga 68 persen dari 139 daging cincang, burger, sosis, dan daging kering, materi bahan ini tidak diumumkan," ungkap laporan tersebut seperti dilansir BBC, Rabu (27/2).

Penelitian tersebut dilakukan tim ahli dari Departemen Ilmu Hewan, Makanan, dan Alergi Universitas Stellenbosch di Cape Town. "Studi kami mengkonfirmasi kesalahan label dalam produk daging olahan merupakan hal yang biasa di Afrika Selatan. Itu tidak hanya melanggar aturan label, tapi juga ekonomi, agama, etika, dan kesehatan," ungkap peneliti Louw Hoffman. 

Bagi warga Muslim yang menjadi minoritas di Afrika Selatan, kandungan daging babi tersebut meresahkan. Produk yang dites tersebut dikumpulkan dari supermarket dan toko daging. "Temuan kami meningkatkan kewaspadaan pada suplai daging di Afsel, " ungkapnya. 

Namun, daging yang salah label tersebut dinilai tidak berbahaya jika dikonsumsi manusia. Sebelumnya, daging kuda ditemukan dalam sejumlah produk olahan yang berlabel daging sapi di Eropa. Produk yang ditemukan mengandung daging kuda sudah ditarik dari pasar di Inggris. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement