REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Produk-produk Bali makin dikenal di pasar nasional dan internasional. Direktur Eksekutif Kantir Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Dwi Pranoto mengatakan kain tenun endek khas Bali kini mulai dijadikan material bahan oleh para perancang busana.
"Kain tenun yang memiliki motif khas ini banyak digunakan sebagai material design perancang ternama dan mulai diproduksi dengan model pakaian jadi," ujar Dwi, Rabu (27/2), saat membuka acara Sosiaslisasi Kebijakan Pemberdayaan UMKM dan Wirasusaha Pemula tentang Branding, Packaging dan Labeling, di Bali.
Sebelumnya, produk-produk unggulan khas Bali seperti kopi arabika Kintamani, kerajinan kayu dari Gianyar, lukisan dari Guwang Sukawati dan kerajinan perak dari Celuk sudah dikenal di pasar dunia.
Untuk mendukung perkembangan industri endek, kata Dwi, Bali memberikan beasiswa kepada wirausaha muda untuk mengikuti pendidikan garmen Training Centre, yayasan milik Jerman di Sentul, Jawa Barat. Program ini akan dilakukan pertengahan Maret.
"Bertujuan untuk melestarikan serta meningkatkan peranannya memperkuat ekonomi di Bali," katanya.
Selain kain tenun endek, komoditas cokelat dari Jembrana juga mengalami perkembangan cukup baik. Kini, pemerintah daerah Balu memiliki pusat pn yang dikelola oleh Koperasi Kertha Samaya.
Dwi berharap perkembangan komoditas unggulan itu bisa menjadi salah satu pemicu para wirausaha muda untuk lebih mengembangkan komoditas tersebut.
Pada September 2012 lalu, melalui program Bali Youth Marketingpreneur sudah berhasil mecetak 23 wirasusaha. Tahun ini, kata dia, Bank Indonesia fokus untuk meningkatkan kualitas dan pengiatan 23 wirausaha tersebut.