REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Indonesia memiliki kawasan mangrove terbesar se-Asia Tenggara, tapi ironisnya kawasan bakau yang luas ini ternyata kondisinya memprihatinkan.
Dalam acara simposium mangrove se Asia Tenggara yang digelar di Surabaya, Rabu (27/2), Indonesia boleh berbangga karena didaulat menjadi tuan rumah karena memiliki kawasan mangrove terluas se-Asia Tenggara.
Namun kebanggaan dengan kawasan hutan bakau terluas ini pun menjadi permasalahan, ketika tercatat lebih dari 40 persen hutan bakau Indonesia kondisinya sangat memprhatinkan. Kementerian Kehutanan mencatat dari total kawasan mangrove Indonesia yang 3,7 juta hektar, 40 persen atau 1,5 juta hektar kondisinya sangat memperihatinkan.
Direktur Bina Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kemenhut Bedjo Santoso menjelaskan, saat ini hanya tersisa 2,2 juta hektar kawasan hutan bakau yang masih terjaga. Dan itu pun kondisinya akan terancam lima hingga 10 tahun mendatang bila tidak dijaga. Ia mengungkapkan dari 40 persen kawasan mangrove yang rusak tersebut, kondisi terparah berada di pulau Jawa.
"Hampir keseluruhan kawasan bakau di pantai utara Jawa hilang dan hanya meninggalkan kawasan lumpur saja," ungkap Bedjo kepada rekan wartawan, Rabu (27/2). Ia menambahkan walaupun sebagian besar sudah meninggalkan kawasan lumpur, tetapi masih ada kawasan bakau yang tersisa, tetap dengan tingkat kerusakan yang bervariasi.
Bedjo menjelaskan, ada beberapa kawasan bakau yang terus berkurang, ada yang hanya meninggalkan tanaman bakau yang mati dan yang parah bahkan kawasan bakau itu sudah beralih fungsi menjadi kawasan pemukiman. Kerusakan kawasan bakau di Indonesia ini bahkan dinilai terburuk dibandingkan filipina sekalipun.