REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) mengelak adanya anggapan bahwa anggota legislatif perempuan di parlemen cenderung menjadi beban ketimbang aset partai politik.
"Anggota parlemen kan keanggotaannya sudah dibagi-bagi. Di DPR semua badan apapun penting. Dari Fraksi Hanura malah anggota Badan Anggaran (Banggar) kami perempuan, " kata Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Hanura, Nuning Kertopati saat dihubungi Republika di Jakarta, Rabu (27/2).
Anggota Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) itu mengungkapkan dalam parpol pun kaderisasi terhadap caleg perempuan juga diperhatikan. Hanura berupaya menyaring caleg berkualitas melalui sistem rekrutmen yang mengharuskan caleg memenuhi standar yang diinginkan partai.
Tidak hanya latar belakang pendidikan, tapi juga pengalaman dan kecakapan dalam berorganisasi. "Sayangnya pemilih kita pragmatis, jadi yang berkualitas tapi ga cukup dana nyaleg jadi takut nyaleg," ujar Nuning.
Sebelumnya, Pusat Kajian Politik UI memaparkan hasil kajian bahwa caleg perempuan cenderung dijadikan beban oleh parpol. Dalam memenuhi kuota caleg perempuan yang disyaratkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sayangnya, kualitas para caleg perempuan tidak terlalu diperhatikan. Sehingga, ketika menjabat di parlemen, anggota legislatif perempuan belum bisa memberikan kontribusi maksimal dalam memenuhi tugas-tugas legislasi di parlemen.