REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meledaknya 250 balon gas yang rencananya bakal diterbangkan dalam penutupan peresmian penataan PKL, Kamis (28/2) memakan korban luka-luka sebanyak 26 orang.
Para korban yang merupakan karyawan Indosiar dan PKL ini mengalami luka bakar akibat balon meledak. Beberapa karyawan yang berada di sekitar balon yang tengah dipersiapkan untuk diterbangkan itu pun terkena ledakannya.
"Heboh banget tadi, balonnya tiba-tiba meledak terus muncul api besar," kata Supri, seorang PKL yang mengikuti acara peresmian tersebut. Acara peresmian pun segera dihentikan.
Hampir seluruh korban merupakan karyawan Indosiar. Gufroni Sakaril, Humas Indosiar menjelaskan korban segera dibawa ke rumah sakit Royal Taruma.
"Untungnya hanya luka ringan, tapi segera kami rujuk ke RS Royal Taruma untuk diberi pengobatan," ujar Gufron.
Saat ini korban seluruhnya masih berada di ruang UGD. Pihak Indosiar berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan hingga merela sembuh.
Acara yang dihadiri empat orang menteri dan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ini, diselenggarakan sebagai peresmian penataan pedagang kaki lima (PKL) di Jakarta.
Empat menteri yang hadir yaitu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Syarifuddin Hasan, Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, dan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi.
Salah satu korban, Regina, mengatakan cuaca saat itu sedang panas. Para karyawan yang ditugaskan mempersiapkan balon sedang berada di bawahnya. Nantinya balon tersebut akan dipotong talinya Jokowi sebagai tanda peresmian.
"Eh tapi tiba-tiba meledak, beberapa orang yang di bawahnya ada yang terlempar dan pingsan," ujar Regina yang mengalami luka bakar ringan di lengan dan punggungnya.
Selain Regina, nama ke-25 korban lainnya adalah Yudo, Sudaryanto, Lina, Kuswantoro, Bambang Arto, Dedi Supriadi, Made, Vanesa, Sutarjo, Sunarto, Vero, Bagus, Heidi, Ardi, Jodi, Ono, Martin, Ketut, Yusuf, Erwin, dan Rahmat yang merupakan karyawan Indosiar, lalu Sherly dan Titi yang merupakan mahasiswi ATKI, dan terakhir Yusa seorang PKL.
Kronologis kejadiannya menurut Supri, ketika acara sedang berlangsung, sekitar pukul 11.30 siang, para menteri dan pejabat yang hadir sedang makan siang di tenda. Tiba-tiba balon yang hendak dilepaskan meledak.
"Bunyinya seperti petasan mercon, berentetan, terus api muncul," jelasnya.
Mendag Gita Wiryawan yang saat itu hadir pun segera meninggalkan tempat begitu mengetahui ada kecelakaan tersebut. Para menteri dan pejabat yang lain pun segera menyusul.
Acara yang tadinya dijadwalkan berlangsung hingga pukul 13.00 pun segera bubar. Korban yang mengalami luka-luka dirujuk ke rumah sakit terdekat, RS Royal Taruma.