REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama berencana untuk mengunjungi wilayah Al Aqsa, Maret mendatang. Tapi rencana kedatangannya mengundang pro dan kontra.
Sempat muncul spekulasi bahwa rencana kunjungan Obama untuk mendorong dan menghidupkan kembali perundingan Palestina-Israel yang terhenti sejak 2010.
Hanya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry menepis harapan itu. "Obama tidak akan membawa rencana perdamaian Israel, dan wilayah Palestina bulan depan. Kami tidak ingin memberitahu apa yang harus mereka (Palestina-Israel) lakukan,’’ ujar Kerry di Jerman, Selasa (26/2).
Kerry mendesak semua pihak untuk bersikap tenang dan menjaga kemungkinan perdamaian tetap hidup. Para pemimpin politik dan agama, Ahad (24/2) mengatakan, Obama tidak seharusnya mengunjungi Al Aqsa. Alasannya, dapat membahayakan kedaulatan Muslim di tempat itu.
Dikutip dari abna.ir, Kamis (28/2), Haraqat Al Muqawama Al Islamiya atau Hamas melihat kunjungan Obama ke Al Aqsa sebagai tindakan yang berbahaya. Otoritas Palestina di Gaza ini pun memperingatkan rencana kunjungan Obama adalah bencana politik.
Menurut Hamas, kunjungan Obama ke Al Aqsa adalah langkah yang paling berbahaya dalam sejarah hubungan politik dan menimbulkan tafsir yang bias terhadap Israel.
Hamas meminta Obama membatalkan kunjungannya dan menyerukan negara-negara Arab, terutama Mesir, untuk menentang kunjungan itu dengan segala cara yang memungkinkan.
Gerakan itu juga menekankan supaya warga Palestina, Arab, dan Muslim tidak boleh diam. Hamas mendesak agar negara muslim membela Al Aqsa dari setiap rencana perebutan Israel.