Kamis 28 Feb 2013 22:43 WIB

Kabupaten Bandung Perlu Bangun Pusat Souvenir

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Djibril Muhammad
Salah satu outlet souvenir milik kabupaten Bandung di sebuah pameran
Foto: kabbandung.or.id
Salah satu outlet souvenir milik kabupaten Bandung di sebuah pameran

REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Produksi usaha kecil menengah (UKM) di Kabupaten Bandung perlu peningkatan promosi. Salah satunya adalah dengan membuat pusat souvenir.

Sebab, selama ini, perkembangan UKM di Kabupaten Bandung cukup tinggi, namun dinilai promosinya masih belum optimal. Pemerintah Kabupaten Bandung akan mengupayakan penyediaan pusat souvenir. 

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Bandung, Popi Hopipah mengatakan, potensi pengembangan pasar produk UKM sangat besar. Terlebih potensi kerajinan di Kabupaten Bandung telah memiliki nama baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

"Kami akan menyisir potensi tersebut dan akan merangkul para pelaku usaha. Supaya produk dari Kabupaten Bandung punya nilai jual yang tinggi di tingkat nasional dan internasional," ujarnya, Kamis (28/2).

Popi mengatakan, produk dari Kabupaten Bandung sebenarnya sudah cukup banyak yang dipasarkan ke luar negeri. Namun, karena dorongan dari pemerintah selama ini masih terbatas, sehingga pencapaiannya belum maksimal.

Saat ini, Diskoperindag berusaha untuk mengumpulkan informasi di lapangan. "Kami terjunkan tim di lapangan untuk mengumpulkan informasi usaha yang memiliki keunikan dan layak untuk dipasarkan lebih luas," kata dia.

Menurutnya, upaya pemasaran akan dilakukan di antaranya dengan membuat pusat souvenir. Sampai saat ini, Kabupaten Bandung belum memiliki pusat souvenir yang dapat dikunjungi wisatawan sebagai tempat penjualan beraneka ragam produk Kabupaten Bandung.

Dalam waktu dekat, pihaknya akan menggandeng instansi dan lembaga lain. "Untuk waktu dekat, kami mencoba lobi penggunaan Gedung Dewi Sartika sebagai pusat souvenir. Sedangkan ke depan, kalau Gedung Kesenian jadi, akan menggunakan gedung tersebut," katanya.

Upaya lainnya, kata Popi, Diskoperindag akan membuat film tentang produk-produk dari Kabupaten Bandung. Film tersebut nantinya akan disebar dan dititipkan kepada agen perjalanan.

Menurutnya, beberapa produk yang saat ini dinilai telah memiliki nama di antaranya busana muslim, makanan khas, dan kerajinan.

"Saya pernah melihat kerajinan seperti piring dan boomerang yang bergambar dan bertulisan Australia di Rancaekek. Nah itu potensial dipasarkan ke Australia. Selain itu ada sarung, dodol, jeans, dan lukisan. Akan didokumentasikan dan disebar," ujar dia.

Selain itu, kata Popi, pihaknya juga akan membuka pasar ke luar negeri seperti negara Australia. Menurutnya, pasar Australia sangat terbuka untuk produk-produk dari Kabupaten Bandung.

Peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan dengan baik. "Sekitar Bulan April, akan ada agenda Pasar Seni di Australia. Rencananya kami akan menitipkan produk-produk dari Kabupaten Bandung untuk dikenalkan di sana. Saya melihat pasarnya cukup terbuka," ujarnya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Bandung, Asep Ester mengatakan, saat ini Kabupaten Bandung membutuhkan sentra souvenir. Potensi penjualan souvenir sangat besar.

Hal tersebut terlihat dengan semakin ramainya lokasi wisata di Kabupaten Bandung yang dikunjungi wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. "Kabupaten Bandung belum ada sentra souvenir sehingga wisatawan yang datang sulit untuk mendapatkannya. Sementara di wilayah lain telah memiliki zona khusus sentra souvenir," ujarnya.

Asep mengatakan, wisatawan harus bisa dijaring untuk berbelanja di Kabupaten Bandung. Sehingga, masyarakat bisa mengambil peluang tersebut. Menurutnya, salah satu lokasi yang cocok untuk dijadikan pusat souvenir adalah Terminal Alam Endah, Kecamatan Ciwidey.

"Bagus kalau di tempat itu dijadikan sentra khusus souvenir dan tempat pemberhentian bus pariwisata. Dulu pernah ada rencana itu, tetapi belum terealisasi," katanya

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement