Jumat 01 Mar 2013 13:56 WIB

KAI: Penertiban Penumpang di Atap Kereta Akan Terus Dilakukan

Kereta api jabodetabek
Foto: agung fatma
Kereta api jabodetabek

REPUBLIKA.CO.ID,DEPOK--Kepala Stasiun Depok Lama Dwi Purwanto menegaskan pihaknya terus melakukan penertiban terhadap penumpang yang naik di atas atap kereta meskipun ada insiden penyerangan petugas keamanan pada Kamis malam (28/2).

"Penertiban akan terus berjalan setiap saat. Ini untuk menciptakan rasa aman penumpang," kata Dwi, menanggapi kejadian pengeroyokan di stasiun Depok Lama, Jumat.

Ia menegaskan atap kereta bukan merupakan tempat penumpang, sehingga memang perlu ditertibkan. "Kalau ada yang kesetrum maka perjalanan kereta akan terhambat. Ini tentunya menganggu penumpang lainnya," ujarnya.

Dikatakannya banyaknya penumpang yang naik di atas atap KRL bukan hanya keterpaksaan tetapi juga memang karena hobi atau kegemaran penumpang. "Kami menertibkan tujuannya untuk kenyamanan penumpang," jelasnya.

Ia juga mengatakan petugas keamanan yang ditempatkan untuk menertibkan penumpang di atas kereta berjumlah 10 orang, terdiri atas 5 orang dari Brimob dan 5 dari marinir.

Sebelumnya pada Kamis malam (28/2) pukul 19.30 WIB ratusan penumpang KRL Ekonomi Jurusan Jakarta menuju Bogor mengamuk di Stasiun Depok Lama. Dua petugas Brimob bersenjata lengkap melakukan penertiban penumpang yang berada di atas gerbong.

Penumpang yang berada di atas dan dalam gerbong berhamburan keluar menyerang dua petugas tersebut. Dua anggota elit kepolisian bersenjata lengkap itu sempat membuat empat kali tembakan untuk membubarkan penumpang.

Dua brimob tersebut Briptu Eko Mulyana dan Briptu Amad Rifai dari Satuan Pelopor Brimob Kelapa Dua, Kota Depok sempat dianiaya dan dipukuli massa. Hingga akhirnya ke duanya dilarikan ke kantor stasiun.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement