REPUBLIKA.CO.ID, ALJIR -- Pasukan Prancis telah membunuh Abdulhamid Abu Zaid, salah satu panglima perang Alqaidah paling ditakuti di Afrika Utara, dalam sebuah operasi serangan di pengunungan utara Mali. Demikian laporan stasiun televisi Ennahar pada Kamis.
''Abu Zaid merupakan salah satu di antara 40 militan yang terbunuh tiga hari lalu di kaki pengunungan Adrar des Ifoghas dekat perbatasan Aljazair,'' sebut laporan Ennahar.
Juru bicara istana Elysee dari Prancis menolak berkomentar. Sementara pemerintah Aljazair, Mali, dan Chad tidak dapat mengkonfirmasi pembunuhan Abu Zaid.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters bahwa kabar mengenai pembunuhan Abu Zaid dapat dipercaya. Washington melihat peristiwa tersebut sebagai pukulan telak bagi organisasi ekstrimis Al Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM).
Sebelumnya, Prancis memulai pertempuran pada 11 Januari untuk merebut kembali gurun di bagian utara Mali dari AQIM. Serangan digelar setelah pemerintah di negara itu meminta bantuan internasional menghentikan pergerakan militan yang terus merangsek ke selatan.
Intervensi Prancis mampu memaksa gerilyawan keluar dari kota-kota di sebelah utara Mali. Mereka kembali ke markasnya di gurun-gurun dan pegunungan.
Abu Zaid, yang disebut-sebut sebagai salah satu operator AQIM paling kejam, adalah mantan penyelundup Aljazair yang berpindah haluan menjadi jihadis. Dia dipercaya merupakan dalang penculikan lebih dari 20 orang dari negara Barat di Sahara selama lima tahun terakhir.
Dari penculikan-penculikan tersebut, AQIM memperoleh pendanaan puluhan juta dolar.