REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Meneteri (PM) Turki Recep Tayyip Erdogan menerima kritik dari Israel, Washington dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas komentarnya yang menyebutkan zionisme "suatu kejahatan terhadap kemanusiaan".
Kritik yang menyelimuti komentar tersebut tampaknya akan mendominasi kunjungan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada Jumat (1/3).
Erdogan sering menyerang kebijakan Israel dengan nada keras selama beberapa tahun terakhir. Hubungan kedua negara yang sebelumnya erat bisa terancam terjun bebas.
Pada Rabu (27/2) lalu, dia mengatakan dalam satu forum yang diselenggarakan oleh PBB di Wina bahwa :"Seperti kasus zionisme, antisemitisme dan fasisme, tak dapat dielakkan bahwa Islamofobia dipandang suatu kejahatan terhadap kemanusiaan."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melukiskan komentar tersebut "pernyaataan gelap dan dusta, seperti yang kami pikir telah berlalu dari dunia."
Sekutu utama Israel, Washington, mengatakan karakterisasi zionisme sebagai suatu kejahatan terhadap kemanusiaan bersifat ofensif dan salah.
"Kami mendorong orang-orang dari segala keyakinan, budaya dan ide untuk mengecam aksi penuh kebencian dan mengatasi perbedaan-perbedaan di antara kita." kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Tommy Vietor.
Seorang juru bicara Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang hadir ketika Erdogan membuat keterangan itu di Forum Global Aliansi Peradaban Ke-5, juga mengutuk pernyataan tersebut.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor Ban, Sekjen itu menyayangkan komentar tersebut disampaikan pada pertemuan yang diadakan di bawah tema kepemimpinan bertanggung jawab.
"Jika komentar tentang zionisme ditafsirkan benar, lalu hal ini tak hanya salah tetapi bertentangan dengan prinsip-prinsip yang menjadi dasar bagi Aliansi Peradaban itu," katanya.