REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Belum adanya bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub), yang beranjak mendaftar ke kantor penyelenggara pemilukada Jawa Tengah (Jateng), mendapatkan sindiran 'pedas' dari kalangan mahasiswa.
Meski masa pendaftaran para calon telah dibuka sejak 27 Maret 2013 lalu, hingga Jumat (1/3) belum juga muncul calon yang berani mendaftar ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah.
Menyikapi hal ini, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Jawa Tengah nekat 'mendaftarkan' pasangan Arief Eka Atmaja-Tri Hartanto (ARTO), sebagai pasangan perdana, calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Tengah periode 2013- 2018, ke kantor KPU Jawa Tengah.
'Duet' Ketua umum KAMMI Jawa Tengah dan Ketua KAMMI bidang Kebijakan Publik ini mengklaim mempunyai kapasitas yang bisa membangun Jawa Tengah yang lebih baik dan bisa di andalkan.
Pasangan ARTO ini, mengawali pendaftaran dengan berorasi dan pemaparan visi dan misi, di bundaran eks videotron Jalan Pahlawan dan dilanjutkan berjalan kaki menuju ke kantor KPU Jawa Tengah untuk menyerahkan formulir dan syarat-syarat pendaftaran.
Pendaftaran pasangan ini, diiringi para simpatisan serta pendukung yang terdiri atas 'pocongan' dan beberapa tokoh hantu. Prosesi pendaftaran cagub dan cawagub ini adalah bentuk Sindirian, kritik dan protes kepada partai politik (parpol) yang hingga kini masih berpolemik dan cenderung saling menunggu (tarik ulur) dalam masalah pencalonan.
Menurut Arief, pilgub Jawa Tengah lebih banyak didominasi kepentingan parpol di bandingkan dengan kepentingan rakyat. "Parpol tidak mendengarkan suara rakyat, namun hanya berorientasi pada kepentingannya sendiri," katanya menegaskan kepada wartawan.
Terkait berlarut-larutnya persoalan keberanian mendaftar ini, KAMMI Jawa Tengah juga mencurigai parpol tidak memiliki kriteria yang jelas dengan calon yang akan diusung. Ini terkesan parpol tidak terbuka dengan masyarakat.
Karena --menurut dia-- kualitas lebih diutamakan, apapun latar belakangnya. "Kalau punya kualitas membangun Jawa tengah, parpol wajib menghadirkan kepada masyarakat," imbuhnya.
Karena itu, parpol harus lebih melihat kepentingan rakyat di banding kepentingan parpol dalam menentukan calon yang akan di usung. "Parpol wajib menghadirkan calon yang kredibel dan memiliki kualitas dapat membangun Jawa tengah ke depan yang lebih baik," lanjutnya.