REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA---Menteri Sosial (Mensos) Republik Indonesia, Salim Segaf Al-Jufri, membenarkan bahwa Doly sudah terkenal di dunia luar. Akan tetapi, popularitas ini tidak berdampak positif bagi bangsa Indonesia.
Menurut Mensos, Doly yang dikenal sebagai salah satu tempat prostitusi terbesar di Asia, merupakan coreng bagi bangsa Indonesia yang harus dihapus. "Beberapa negara sudah tahu Doly, tapi pemerintah tidak mau popularitas itu," ujar Salim dalam Rapat Koordinasi Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial di Surabaya.
Menurut Salim, ini sesuatu yang ironis dimana Indonesia sebagai negara dengan jumlah Muslim terbesar, terutama di wilayah Jawa Timur yang dikenal dengan pusat pendidikan pesantren dan warga yang memegang nilai agama yang tinggi, malah menjadi tempat Doly berkembang.
Karena itu, imbuh dia, pemerintah tidak akan mau menunggu lama untuk Doly ditutup segera. Instruksi penutupan ini sudah dirapatkan bersama Pemerintah Provinsi Jatim, kota Surabaya bersama jajaran instansi terkait di Kabupaten/Kota.
"Kita ingin image prostitusi terbesar tidak lagi melekat di Jatim dan Surabaya pada khususnya," tegasnya. Salim pun meminta seluruh elemen masyarakat, untuk bekerja sama bahu membahu menyelesaikan masalah sosial ini.