REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) 2013 merupakan pemeran buku Islami terbesar dan terlengkap di Indonesia. Dalam waktu dekat, pameran buku yang saat ini sedang berlangsung di Istora Senayan itu segera digelar dengan skala internasional.
"Rencana itu ada. Karena melihat antusiasme pengunjung yang begitu besar," ujar Ketua Panitia IBF, Khaerudin, kepada Republika, Sabtu (2/3).
Menurut Khaerudin, rencana menyelenggarakan pameran berskala internasional itu sudah tercetus sejak empat tahun lalu. Namun, hingga saat ini belum dapat terealisasi karena beberapa kendala.
Masalah birokrasi, menurut Khaerudin, masih menjadi kendala utama penyelenggaraan pameran buku berskala internasional. Menurut dia, saat IBF 2009 lalu, pernah ada penerbit dari Saudi Arabia yang buku-bukunya tertahan di pelabuhan karena persoalan birokrasi. Akibatnya, penerbit itu merugi.
"Kita jadi merasa malu sama mereka. Sementara persoalan birokrasi itu diluar kewenangan kita," ujar dia.
Dikatakan Khaerudin, panitia IBF pernah beberapa kali mencoba menghubungi instansi yang berwenang terkait masalah birokrasi. Namun sayangnya tidak membuahkan hasil.
Karena itu, menurut Khaerudin, pameran buku berskala internasional hanya bisa terlaksana jika ada dukungan penuh dari pemerintah. "Kalau mengadakan pameran internasional kita siap, tapi harus ada konrtibusi dari pemerintah. Dimana-mana kalau ada pameran itu pemerintah mensupport. Cuma di Indonesia saja pameran dikelola oleh asosiasi penerbit buku," jelas Khaerudin lagi.
Meski demikian, menurut Khaerudin, hingga saat ini pihaknya masih melakukan penjajakan dengan perusahaan agar rencana mulia tersebut dapat segera terwujud.