Ahad 03 Mar 2013 16:14 WIB

Ekonom: Inflasi Tahunan tidak Akan Meleset

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom PT Bank Danamon Tbk. Anton Hendranata memperkirakan realisasi inflasi sampai dengan akhir 2013 tidak akan jauh dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 yaitu sebesar 4,9 persen. 

"Mestinya 4,9 persen bisa tercapai. Inflasi paling tinggi 5,4-5,5 persen," tutur Anton kepada ROL melalui sambungan telepon, Ahad (3/3).

Ia memperkirakan pada Maret dan April, deflasi akan mulai terjadi. Semua ini tak lepas dari perubahan musim tanam yang pengaruhnya akan mulai dirasakan.  Hal tersebut ditandai oleh panen raya di sejumlah sentra produksi pangan pokok di Tanah Air.   

Terkait tingginya inflasi pada dua bulan awal pada 2013 hingga mencapai 1,78 persen, Anton menilai hal tersebut tak lepas dari kontribusi makanan. Per Januari silam, kontribusi makanan terhadap inflasi 1,03 persen tercatat sekitar 80 persen.  Angka tersebut menurun menjadi sekitar 60 persen dari inflasi sebesar 0,75 persen.   

Menurut Anton, faktor harga dalam makanan sifatnya cenderung bergejolak.  "Karena bergejolak, sifatnya pun tidak permanen," kata Anton.

Selain itu, kebijakan pembatasan impor hortikultura untuk 13 komoditas dinilai turut memengaruhi inflasi. "Itu semua adalah shock dalam perekonomian. Policy juga termasuk di dalamnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Anton menyatakan inflasi pada dua bulan awal ini juga dipengaruhi oleh kenaikan tari dasar listrik dan upah minumum provinsi. Walaupun kedua faktor itu menimbulkan dampak terhadap inflasi, dampaknya diperkirakan akan mengalami penyusutan di bulan-bulan mendatang.  Menurutnya, semua itu sudah diantisipasi sehingga dari sisi harga tidak akan terlalu bergejolak.  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement