Senin 04 Mar 2013 15:53 WIB

‘Isi Otak Rakyat Papua Bukan Hanya Ingin Merdeka’

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Citra Listya Rini
Peta Papua. (Ilustrasi)
Peta Papua. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil ketua DPRD Papua Barat Jimmy Demianus Idji mengatakan Papua dari waktu ke waktu selalu mengalami konflik kekerasan. Menurutnya, Papua dijadikan tempat eksperimen manajemen konflik untuk latihan tentara. Sebab seolah konflik yang ada di sana dibiarkan saja.

"Jangan jadikan Papua sebagai eksperimen manajemen konflik sebab Papua juga merupakan bangsa Indonesia," kata Jimmy dalam Dialog untuk Redam Kekerasan di Papua, Senin, (4/3).

Saat ini, Jimmy mengatakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sudah tidak bermain di ranah senjata lagi. Mereka sudah masuk ke ranah diplomasi.

"Ini lebih berbahaya. Makanya dibutuhkan dialog yang intensif antara rakyat Papua dengan pemerintah pusat," ujar Jimmy.

Hingga kini, kata Jimmy, meski rakyat Papua sudah menderita akibat kekerasan yang sering terjadi, pemerintah pusat tetap sulit untuk diajak berdialog.

Jimmy mengimbau pemerintah pusat harus segera membuat terms of reference (TOR) untuk melakukan dialog dengan rakyat Papua. Nantinya dalam TOR tersebut disebutkan apa saja yang boleh dijadikan ajang dialog apa saja yang dilarang.

Jimmy membandingkan sikap pemerintah Indonesia dengan pernyataan mendiang Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy. Mantan Presiden AS itu pernah berujar ‘Janganlah takut untuk berdialog dan  jangan pula karena takut lalu melakukan dialog.’

"Intinya jangan sampai saat rakyat Papua nanti minta dialog terakhir yang isinya adalah minta merdeka," kata Jimmy.

Ia juga mengingatkan pemerintah pusat jangan berpikir isi otak rakyat Papua hanya ingin merdeka. Sebenarnya kebanyakan rakyat Papua hanya ingin merdeka dari kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran, dan eksploitasi sumber daya alam untuk asing.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement