REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rusaknya DAS Ciliwung telah menyebabkan debit sungai cepat berubah. Jika sebelumnya, Senin (4/3) tinggi muka air Bendung Katulampa sempat menyentuh 220 cm (Siaga I) pada pukul 17.40 WIB dan 250 cm pada pukul 18.00 WIB, namun pada pukul 19.00 WIB telah turun menjadi 150 cm (Siaga III).
"Meskipun terjadi penurunan, potensi banjir akan tetap terjadi di bagian hilir sungai Ciliwung. Daerah Kelurahan Cililitan, Cawang, Bidara Cina, Kampung Melayu, Kebon Manggis, Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Kebon Baru, dan Bukit Duri diperkirakan terjadi banjir pada Selasa (5/3) sekitar pukul 03.00-05.00 WIB," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB_, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (4/3).
Menurut Sutopo tinggi muka air yang mencapai 250 cm di Bendung Katulampa merupakan rekor tertinggi selama musim penghujan periode ini dari November 2012 hingga saat ini.
Sementara itu, tinggi muka air sungai-sungai di Jakarta pada pukul 19.00 Wib masih normal dengan rincian Siaga II yaitu Katulampa 150 cm, Siaga IV: Pesanggrahan 80 cm, Angke Hulu 95 cm, Cipinang Hulu 100 cm, Sunter Hulu 60 cm, Depok 110 cm, Manggarai 650 cm, Karet 400 cm, Waduk Pluit 125 cm, Pasar Ikan 140 cm, Pulo Gadung 365 cm, Sunter Utara 47 cm, Sunter Selatan 95 cm, Krukut Hulu 70 cm.
"Berdasarkan rata-rata hujan selama 30 tahun pola hujan di Jakarta masih berpotensi tinggi hingga akhir Maret, meskipun tebal hujannya di bawah pada bulan Januari dan Februari. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir dihimbau tetap waspada dari banjir," kata Sutopo.