REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Medco Power Indonesia (Medco Power) menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Batam. Bahkan anak usaha Saratoga dan Medco Energy ini menambah kapasitas pembangkit hingga 70 mega watt (MW).

Menurut Direktur Utama Medco Power Fazil Alfitri mesin baru untuk menambah daya ini telah datang pekan ini. "PLTG ini adalah jenis Heavy Duty Frame 6B buatan GE Perancis," katanya, Selasa (5/3).

Nantinya, Medco Power melalui anak usahanya PT Energi Listrik Batam bakal menandatangani Perjanjian Jual Beli (PJB) tenaga listrik dengan PLN Batam. Di mana PLTG ini direncanakan akan mensuplai energi listrik di Batam mulai tahun 2014 dan untuk jangka waktu 20 tahun.

PLTG ini berbahan bakar gas yang diperoleh dari KKS Blok A Natuna Kepulauan Riau yang dioperasikan oleh Premier Oil Natuna Sea BV. Dari blok tersebut, bakal ada gas yang disuplai hingga 20 miliar British thermal unit (BBTUD) sebagai bagian dari domestic market obligation.

Jadwal operasi PLTG ini akan sangat bergantung pada jadwal ketersediaan gas. Untuk menyalurkan gas ke PLTG ini, Konsorsium PT PLN Batam dan Medco Power melalui anak usahanya PT Universal Batam Energy sedang melakukan pengadaan pipa gas sepanjang 14 kilometer (km) yang akan segera dilanjutkan dengan konstruksi pada pertengahan 2013.

Medco Power Group saat ini dimiliki 51 persen oleh PT Saratoga Power dan 49 persen oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. Medco Power group memiliki pembangkit total lebih dari 380 MW yang beroperasi di  Batam dan Palembang Sumatera Selatan.

Selain itu Medco Power Group juga mengoperasikan PLTU Tanjung Jati B 1320 MW di Jepara Jawa Tengah. Selain mengembangkan PLTG di Batam ini, Medco Power Group juga sedang giat mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro (PLTMH) sebesar 105 MW yang tersebar di daerah Sukabumi, Cianjur dan Sulawesi.

Untuk proyek geothermal, Medco Power Group sedang mengembangkan proyek Panas Bumi Sarula 110 MW di Sumatera Utara. Adapula pembangkit serupa di Ijen Jawa Timur dengan potensi sebesar 110 MW.

Ikuti Whatsapp Channel Republika