REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebagian besar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jawa Timur ternyata tidak langsung terserap ke dunia kerja. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jatim memperkirakan tidak lebih dari setengah lulusan SMK di provinsi ini, langsung diterima di dunia kerja ketika lulus.
Kepala Dikbud Jatim, Harun mengatakan, hanya 40 persen siswa SMK yang langsung terserap di dunia kerja usai kelulusan mereka. "Begitu lulus, baru 40 persen yang terserap di dunia kerja," ujar Harun kepada rekan wartawan usai pembukaan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK se-Jawa Timur, Selasa (5/3).
Hal ini, sambung dia, karena masih kurangnya kompetensi lulusan SMK dengan kualifikasi dunia kerja. Lulusan SMK akhirnya perlu pendalaman dalam hal kompetensi ini. Salah satu penguatan kompetensi tersebut adalah unjuk lomba yang diadakan di setiap jenjang wilayah.
"Kita ingin melihat kualitas pendidikan lulusan SMK se Jatim apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak," ujarnya. Setidaknya, jelas dia, ada empat bidang kompetisi dalam LKS ini, yakni kompetensi keahlian, sains terapan, bahasa, dan olahraga.
Pada LKS SMK yang digelar kali ini, melibatkan 1520 sekolah yang berasal dari 38 Kabupaten/Kota se-Jatim. Kepala Pengambangan SMK Dikbud Jatim, Gatot Winarso mengatakan, LKS adalah kompetisi terhadap tingkat kompetensi siswa. Diharapkan LKS kali ini dapat menjawab keresahan masyarakat, supaya lulusan SMK sudah memiliki kualifikasi tertentu sesuai dengan kejuruan mereka.