REPUBLIKA.CO.ID, SABAH -- Pasukan Malaysia menyerang kelompok bersenjata Filipina di Sabah Timur pada Selasa (5/3).
Pejabat Malaysia mengatakan, jet tempur mengebom daerah di negara bagian Sabah Timur selama lebih dari 30 menit sebelum ratusan pasukan angkatan darat bergerak untuk mencari sekitar 180 warga Filipina yang diyakini bersembunyi di dekat perkebunan kelapa sawit di pesisir.
‘’(Area) operasi militer yang sedang berlangsung berpusat di daerah Kampung Tanduo, telah ditutup dalam radius 4 kilometer,’’ ujar polisi nasional Malaysia Inspektur Jenderal Ismail Omar, seperti dikutip dari Aljazirah, Selasa (5/3). Dia mengeklaim, tujuan misi itu telah dicapai dan tidak ada korban warga Malaysia, tapi dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Kerabat dari kelompok orang-orang bersenjata itu melalui telepon dari Manila, Filipina, mengatakan anggota keluarga mereka selamat dari pengeboman. ‘’Mereka aman, mereka masih utuh,’’ kata Abraham Idjirani, juru bicara kelompok itu.
Kekerasan telah memicu krisis politik menjelang pemilihan umum di Malaysia serta Filipina. Kedua pemerintahan negara itu mengatakan mereka sedang menyelidiki dugaan keterlibatan oposisi. Akibat kekerasan, pemilu Malaysia dapat mundur.
Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akan menghadapi pemilu yang sulit dalam beberapa pekan. Dia juga mendapat tekanan untuk bersikap tegas terhadap kelompok yang tiba dengan perahu sekitar tiga pekan lalu dan mengaku dari kesultanan Sulu Filipina yang dipimpin Jamalul Kiram III.
‘’Pemerintah harus mengambil tindakan yang tepat dalam rangka melestarikan kebanggaan dan kedaulatan negara ini,’’ kata Najib dalam sebuah pernyataan, Selasa.