Selasa 05 Mar 2013 18:00 WIB

Beijing Buat Daftar Hitam Pemilik Janggut

Rep: Agung Sasongko/ Red: Citra Listya Rini
Muslim Cina
Muslim Cina

REPUBLIKA.CO.ID, GHULJA -- Komunitas Muslim Uighur mengeluhkan pengawasan ketat yang dilakukan Beijing. Menurut Muslim Uighut, pengawasan itu dinilai keterlaluan.

Salah seorang guru mengaku pemerintah provinsi Xian Jiang mengawasi setiap kegiatan keagamaan Muslim Uighur mulai dari shalat hingga pemakamam. Mereka juga membuat daftar hitam bagi kalangan pria berusia 18-50 tahun yang ketahuan memiliki janggut.

"Pengawasan yang dilakukan bertambah ketat," kata dia seperti dikutip Radio Free Asia, Selasa (5/3).

Menurut guru tersebut, kebijakan ini diberlakukan ketika Wakil Gubernur diminta Beijing untuk mengawasi aktivitas Muslim Uighur. Melalui wewenang yang diberikan, ia seolah melaksanakan "revolusi kebudayaan" terhadap Muslim Uighur. 

"Bayangkan, membaca Alquran dan merayakan maulid Nabi Muhammad SAW saja dilarang," kata dia.

Guru tersebut mengungkap untuk beraktivitas keagamaan, setiap Muslim perlu untuk meminta izin. Kalaupun diizinkan, tetap saja ada sejumlah aparat yang berjaga di depan masjid.

Belum lama ini, pemerintah setempat menggerebek peringatan 40 hari kematian yang dilakukan sebuah keluarga Muslim Uighur. Penyerbuan itu dilakukan setelah ada laporan dari polisi berpakaian preman yang mengawasi kegiatan itu.

"Kami heran, ini peringatan kematian, yang hanya dihadiri anak-anak, orang tua, dan keluarga almarhum," kata salah seorang kerabat almarhum.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement