REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan Bank Mutiara yang merupakan eks Bank Century dianggap tidak realistis. Angka Rp 6,7 triliun dianggap terlalu mahal untuk menjual bank tersebut.
"Semestinya opsi menjual bank ini adalah untuk menekan ongkos penyelamatan bukan cari untung," kata Direktur Eksekutif Katadata, Metta Dharmasaputra di Jakarta, Rabu (6/3).
Menurutnya, jika Bank Mutiara dijual Rp 2,8 triliun, maka ongkos penyelamatan akan menjadi Rp 4 triliun. Namun, jika Bank Mutiara ditutup maka ongkos penyelamatan yang akan keluar Rp 4 triliun.
"Ditambah dengan biaya recovery-nya Rp 600 miliar. Sehingga biaya penutupan total yang dikeluarkan Rp 5,8 triliun," tambah Metta.
Tak hanya itu, lanjut dia, lima syarat yang ditetapkan LPS akan membuat penjualan Bank Mutiara semakin sulit.
Kasus Century kembali menghangat usai timwas DPR meminta keterangan Anas Urbaningrum. Mantan ketua umum Partai Demokrat itu diduga memiliki informasi baru terkait aliran dana Century.
Tidak hanya memeriksa Anas, timwas juga berencana akan memanggil Mendag Gita Wirjawan terkait perusahaannya, Ancora. Perusahaan itu ditengarai terkait dengan aliran dana Century.