REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Sedikitnya 13 militan Filipina terbunuh dalam serangan yang dilakukan pasukan keamanan Malaysia, Selasa (5/3). Keterangan itu disampaikan Menteri Pertahanan Malaysia.
"Kami meyakini lebih banyak telah terbunuh. Operasi masih terus berlangsung," ujar Datuk Seri Zahid Hamidi, seperti dilaporkan Straits Times yang mengutip dari media lokal, Kamis (7/3).
Keterangan tersebut merupakan pernyataan pertama di jumpa pers terkait korban tewas dalam konflik Sabah yang terjadi dia kawasan terpencil, Desa Tanduo. Ia menyatakan sejauh ini tidak ada personel Malaysia yang terluka.
Terpisah, empat pria, diyakini anggota kelompok bersenjata ditahan oleh polisi pada Rabu (6/3). Keempat pria tersebut, berusia antara 20 hingga 50 tahun, ditahan saat petugas polisi Departemen Investigasi Khusus Kepolisian Sabah melakukan operasi penyisiran.
Operasi itu bertujuan menangkapi para anggota kelompok bersenjata yang menyaru menjadi warga desa di Semporna, lokasi bentrok senjata pada Sabtu lalu yang menewaskan enam polisi Malaysia.
Sekitar 150 milisi bersenjata pengikut Sultan Sulu yang memproklamirkan diri sendiri, berkemah di Tanduo lebih dari tiga hari setelah tiba di pantai dengan perahu bulan lalu.
Mereka mengklaim Sabah sebagai bagian dari wilayah leluhur dan berusaha mengambil alih kawasan tersebut. Terlepas seruan baik dari Malaysia dan Filipina untuk menyerah, mereka telah menyatakan menolak untuk pergi.