REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat, Saan Mustopa mengatakan buruknya kualitas konflik elite hari ini lantaran partai politik (parpol) mengesampingkan agenda besar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Parpol, menurut Saan, hanya berperan sebagai instrumen pertarungan berebut kekuasaan. "Agenda-agenda besar seperti ideologi, mengelola kehidupan bangsa, menjadi terkesampingkan. Yang muncul hanya pertarungan untuk memenangkan kepentingan," kata Saan, di Jakarta, Kamis (7/3).
Saan menyatakan parpol terjebak pada kepentingan pragmatis. Para elite politik tampil di tengah-tengah masyarakat hanya saat menjelang pemilu.
Padahal tanpa ada pemilu partai politik juga mesti memainkan peran di tengah-tengah masyarakat. Partai politik, Saan melanjutkan, harus bisa memberikan pendidikan politik kepada masyarakat secara berkesinambungan.
"Agar rakyat otonom dan memiliki landasan pilihan politik yang rasional," ujar Saan di DPR menjadi anggota Komisi III.
Absennya peran partai di tengah-tengah masyarakat pada akhirnya hanya akan membawa dampak buruk bagi kualitas berdemokrasi. Masyarakat akan semakin apatis dan transaksional dalam berpolitik.
"Akhirnya masyarakat tidak memilih partai karena alasan rasional tapi pragmatis dan transaksional," katanya.